Senin, 05 Januari 2015

Jurnal Peran Komunikasi dalam Manajemen Kantor


2 Januari 2015                                      
Literatur Review
Sri Wulan Sya’diyah
D3 Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung


Abstract
Communication is a process of sending information from one part to the other part. When doing work in a company or organization,  peoples are inseparable from the activities of communicating. Communication is the process which is management functions ranging from planning, organizing, direction, and supervision can be achieved.  A communication involves the 3 elements, people ,the same information and meaning, and symbols. Effective communication is not an easy thing, people who involved in the communication should know the purpose of the submission of information by using the right media, what are the barriers/disorders that might emerge from the communication process, and know the network used in the organization/company.
Keyword: information, communicatios, organizations, process


Pendahuluan
Komunikasi merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam kegiatan kantor mengingat hakekat kantor merupakan kumpulan orang yang bersama-sama menyelenggarakan kegiatan kantor dan komunikasi tersebut merupakan sebuah  sarana yang menghubungkan orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
 Komunikasi adalah sebuah proses pengiriman informasi dari satu pihak kepada pihak yang lainnya.  Jika apa yang dimaksudkan oleh pengirim informasi dapat ditangkap sepenuhnya oleh penerima maka komunikasi tersebut merupakan komunikasi yang efektif.  Komunikasi yang efktif akan terjadi bila individu mencapai pemahaman yang sama,dan merangsang pihak lain untuk melakukan tindakan.
Komunikasi yang efektif tersebut bukan merupakan pekerjaan yang mudah.  Banyak orang yang mungkin menambahkan atau mengurangi pesan dari informasi tersebut sehingga informasi yang diterima akan berbeda-beda.  Selain itu adanya faktor lain yang dapat menghambat penyampaian informasi seperti berbedaan persepsi, perbedaan bahasa, dll. Maka dari itu orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi harus memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan komunikasi.

Pengertian
Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti “makna”. Dalam suatu organisasi komunikasi menguraikan proses tersebut sehingga terjadi “pemaknaan yang sama” baik antar karyawan, dengan manajer atau dengan masyarakat.  Secara sederhana komunikasi merupakan proses pengiriman informasi dari satu pihak ke pihak lain.
Menurut Mahmud M. Hanafi definisi komunikasi melibatkan tiga hal yaitu:
1.      Komunikasi melibatkan orang. Orang mencoba berkomunikasi dengan orang lain, karena itu pemahaman tentang orang menjadi penting untuk mempeajari komunikasi yang efektif.
2.      Komunikasi melibatkan arti informasi yang sama (shared meaning) antara pengirim dan penerima.  Dengan demikian pengirim dan penerima akan sepakat untuk istilah dan definisi yang sama.
3.      Komunikasi melibatkan simbol-simbol yang dipakai untuk menyampaikan suatu maksud.  Simbol tersebut dapat berupa kata-kata, gerakan tubuh, huruf, atau gerakan–gerakan tertentu.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah penyampaian pesan/gagasan dari seseorang/mesin (pengirim) ke orang lain penerima. (Harmon 2009.192).  Proses Komunikasi yang paling sederhana adalah sebagai berikut:
Pengirim ---   Pesan ---  Penerima
Selain itu, ada proses yang lebih lengkap dibandingkan model sebelumnya yaitu komunikasi dimulai dari pengirim yang mengirimkan pesan melalui media tertentu.  Kemudian penerima mencerna atau mengartikan pesan tersebut dan kemudian pesan tersebut diterima.  Pesan tersebut disampaikan melalui media tertentu dan dalam proses pegiriman tersebut mungkin ada gangguan yang dapat mengacaukan proses komunikasi.  Berikut adalah bagan proses komunikasi yang lebih rinci:
 

Pengirim (Sender)
Pengirim merupakan sumber pesan dan merupakan pihak yang memulai komunikasi. Pihak tersebut merupakan orang yang mempunyai informasi atau berkeinginan untuk mengkomunikasikan maksudnya kepada pihak lain.  Dalam hal perkantoran, manajer memiliki informasi misalnya tujuan organisasi dan ingin menyampaikan informasi tersebut kepada bawahannya.  Dalam hal ini manajer dapat memulai komunikasi.
Encoding
Encoding merupakan proses penerjemahan informasi ke dalam simbol-simbol tertentu yang akan disampaikan ke penerima informasi.  Sebagai contoh, jika kita ingin berkomunikasi dengan pihak keuangan, maka kita harus memahami istilah –istilah keuangan seperti pasar keuangan, efisiensi pasar keuangan, perantara keuangan dll.  Kadang-kadang kata-kata tertentu mempunyai arti yang berlainan dalam bidang yang berbeda.  Sebagai contoh, dalam ekonomi, kata efisien berarti perbandingan antara input dan output sedangkan dalam keuangan efisiensi pasar keuangan berarti penyebaran informasi yang cepat, dan dalam statistic efisiensi berarti estimasi yang mempunyai varians (penyimpangan) yang kecil.  Encoding menerjemahkan informasi ke dalam symbol-simbol yang akan dipahami bersama oleh pengirim dengan penerima.
Pesan
Pesan merupakan bentuk fisik hasil dari proses encoding. Kata merupakan pesan dalam komunikasi lisan, sedangkan dalam komunikasi tertulis kita menggunakan tulisan.  Seringkali pesan disampaikan dengan gerak tubuh, raut wajah, atau cara berbicara.  Sebagai contoh jika reseptionis menyambut tamu dengan kata selamat pagi, tetapi tanpa senyuman, maka kesan yang sampai ke pelanggan akan lain dengan apabila ia menyambut dengan senyum.
Media Komunikasi
Media komunikasi merupakan metode penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lainnya.  Secara umum ada dua bentuk media komunikasi yaitu lisan dan tertulis.  Pilihan metode tergantung pada pesan yang akan disampaikan.
Berikut perbandingan komunikasi lisan dan tulisan menurut Mamduh M. Hanafi:
Bentuk
Keuntungan
Kelemahan
Lisan
· Mudah dan cepat dilakukan
· Umpan balik bisa diperoleh dengan cepat
· Akurasi lebih rendah
· Tidak ada catatan permanen
Tertulis
· Lebih akurat
· Catatan permanen bisa diperoleh
·     Umpan balik tidak cepat diperoleh
·     Tidak praktis

Jika manager ingin menyampaikan informasi yang kompleks, missal spesifikasi komputer maka komunikasi yang tepat adalah konumikasi tertulis.  Sedangkan jika manajer ingin memperoleh jawaban yang cepat maka komunikasi lisan lebih tepat dilakukan, tetapi jika akurasi ingin ditekankan maka komunikasi tertulis lebih tepat.
Penerima
Penerima merupakan pihak yang menerima dan diharapkan mengerti pesan yang disampaikan oleh pengirim.  Penerima dapat terdiri dari beberapa orang, seperti seorang manajer yang mengirimkan memo ke beberapa karyawan sekaligus.
Decoding
Decoding merupakan kebalikan dari encoding.  Decoding merupakan proses dimana penerima menerjemahkan atau mengartikan pesan yang diterima.  Penerima akan memahami dan kemudian akan mengartikan pesan tersebut.  Proses decoding dipengaruhi oleh banyak hal seperti: latar belakang penerima, pengharapan penerima, dan kesamaan arti dengan pengirim dalam penerjemahan symbol-simbol yang diterima.
Gangguan
Gangguan merupakan faktor-faktor yang menghambat komunikasi yang efektif.  Gangguan bisa berasal dari internal penerima, missal: tidak menaruh perhatian atau penerima mengalami kelelahan fisik sehingga tidak mampu menangkap pesan dengan jelas.  Selain itu juga ada gangguan eksternal yang berasal dari pihak luar misal: suara bising yang diakibatkan dari mesin saat manajer dan bawahan sedang berbicara.
Umpan Balik
Umpan balik merupakan reaksi penerima terhadap komunikasi yang dikirimkan oleh pengirim. Umpan balik dapat dipandang sebagai proses komunikasi yang baru dimana penerima berubah menjadi pengirim dan pengirim menjadi penerima informasi.  Sebagai contoh: seorang manajer yang member insruksi karyawan untuk menyiapkan rapat bulanan kemudian karyawannya menjawab ya, dan melaksanakan tugas tersebut.  Karyawan dalam hal ini mengirim pesan (menjadi pengirim) kepada manajer (pihak penerima) bahwa ia sanggup mengerjakan instruksi manajer tersebut.  Umpan balik merupakan pelengkap dalam proses komunikasi sehingga tidak harus selalu ada.  Contoh: memo prosedur organisasi yang baru dari seorang manajer kepada anggota organisasi tidak harus dijawab karena memo tersebut ditujukan sebagai informasi saja.


Tujuan Komunikasi dan Media yang Digunakan
Komunikasi lisan dan tertulis disampaikan melalui beberapa media, baik untuk komunikasi yang sifatnya formal atau informal.  Berikut ini beberapa tujuan komunikasi dan media yang digunakannya:

Tujuan Komunikasi
Media Komunikasi
1
Untuk menginformasikan
· Memo internal, seperti untuk menginformasikan jadwal rapat
· Telepon, untuk menginformasikan bahwa pesanan telah diterima
· Buku pedoma kerja untuk panduan karyawan dalam bekerja
2
Untuk Menbujuk
· Berbicara secara personal, seperti seorang manajer yang meminta bawahannya untuk mnyelesaikan masalah dengan konsumen
· Laporan ke atasan bahwa perlunya peralatan kantor yang baru
3
Untuk Mengevaluasi
· Arsip prestasi kerja
· Laporan pengendali mutu
· Perbandingan laporan pelaksanaan anggaran dengan anggaran biaya
4
Untuk Instruksi
· Buku petunjuk untuk menjalankan suatu mesin
· Instruksi yang diberikan oleh penjual atas penggunaan mesin baru
5
Untuk Menyapa
· Catatan undangan yang informal
· Pembicaraan kecil/ sapaan kecil.

Sarana dan Prasarana dalam Komunikasi

•Internet
•Email
•Chatting
•Telepon
•Faksimile
•Teleponselular

•Laporan
•Memo
•Rapat
•Bahasa
•Bahasa Tubuh
•dll

Meningkatkan Efektivitas Komunikasi
Meningkatkan efektivitas komunikasi bertujuan meningkatkan kesamaan arti antara pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima.

Persepsi
Persepsi merupakan satu set proses dimana manusia menggunakannya untuk menerima dan menginterpretasikan informasi dari lingkungannya.  Misalnya informasi yang diterima manajer sangat banyak sehingga tidak mungkin bagi seorang manajer untuk mengolah semua informasi yang diterima tersebut.  Persepsi bermanfaat untum menyeleksi dan mengartikan (selective perception) serta menggorganisir (perceptual organization) informasi yang datang.
a.    Selective perception
Persepsi selektif terjadi apabila kita cenderung untuk menginterpretasikan informasi yang datang sesuai dengan keinginan kita.  Sebagai contoh jika seorang manajer ingin mengembangkan produk baru dan semua informasi yang datang diartikan sebagai bukti bahwa produk tersebut akan sukses.  Manajer tersebut akan sulit menerima kenyataan bahwa produk baru tersebut tidak akan sukses di pasaran.  Suatu studi menunjukan ketika manajer fungsional ditanyai tentang masalah yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer keuangan mengatakan bahwa persoalan keuangan merupakan persoalan pokok, dan ketika manajer produksi ditanya hal yang sama maka ia mengatakan persoalan produksi merupakan persoalan penting.  Hal tersebut dikarenakan karena perbedaan pandangan sesuai dengan apa yang dialaminya.
b.    Organisasi persepsi
Organisasi persepsi merupakan proses dimana manusia mengorganisir, mengelompokan, atau menyimpulkan informasi tertentu.  Cara yang sering digunakan adalah melalui stereotype tertentu.  Sebagai contoh bahwa orang yang memiliki IP tinggi akan baik dalam bekerja maka perusahaan cenderung akan menarik orang yang memiliki IP tertinggi.
c.    Perbedaan persepsi
Persepsi dapat mengaburkan proses komunikasi dan menyebabkan gangguan dalam proses komunikasi.  Seringkali perbedaan persepsi antara pengirim dan penerima informasi dapat menambah gangguan dalam proses komunikasi.

Perbedaan Bahasa
Perbedaan bahasa sering mengganggu proses komunikasi yang efektif.  Contoh: seorang manajer Indonesi yang tidak bisa berbahasa Inggris akan mengalami kesulitan apabila harus berkomunikasi dengan manajer dari Amerika. Masalah ini tidak akan terjadi jika kita menguasai bahasa yang sama dengan lawan bicara kita.

Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non verbal yang menyertai komunikasi verbal sering mempunyai peran yang penting juga. Sebagai contoh seorang manajer yang menyapa dengan muka masam atau cemberut tentunya akan lain jika sapaan tersebut disertai dengan senyum.  Suatu penelitian menunjukan bahwa 55 persen dari isi pesan disampaikan melalui ekspresi muka dan gerakan tubuh, 38 persen melalui nada dan intonasi suara, dan hanya 7 persen yang melalui kata yang diucapkan.
Situasi juga dapat mempengaruhi proses komunikasi. Sebagai contoh jika seorang dosen yang mengajar dengan menjelaskan materi melalui slide/ papan tulis lelu merubah metode dengan menyampaikan materi dengan cara tanya jawab yang tidak terlalu formal maka akan terjadi komunikasi dua arah dan komunikasi antar mahasiswa dan dosen akan lebih lancar.  Begitu juga dengan seorang manajer yang mungkin mengubah cara duduk yang biasanya dibelakang meja kerja menjadi duduk berdampingan dengan bawahannya.  Hal tersebut akan memungkinkan suasana yang lebih akrab.

Reaksi Emosional
Reaksi emosional seperti marah, senang, cinta, cemburu, takut, malu, akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.  Sebagai contoh jika seorang manajer dalam situasi marah, maka akan sulit untuk menerima saran-saran. Bawahan yang yang takut kehilangan pekerjaannya akan sulit untuk mencerna informasi denga jernih.  Informasi yang datang akan dianggap sebagai ancaman erhadap pekerjaannya.  Situasi yang efektif adalah situasi dimana sesorang nyaman dan tidak terpaksa dalam melaksanakan tugasnya.

Ketidakpercayaan
Ketidakpercayaan merupakan faktor lain yang dapat mengganggu komunikasi yang efektif.  Situasi dan posisi pengirim akan menentukan apakah suatu informasi dipercaya atau tidak.  Misalnya informasi yang datangnya dari manajer disertai dengan cap dan tandatangan manajer mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan informasi yang datang dari desas-desus.

Halangan komunikasi yang efektif tersebut dapat diringkas dalam tabel berikut ini:
Karekteristik pengirm
·  Kredibilitas pengirim atau ketidakpercayaan terhadap pengirim
·  Ketidakkonsistenan antara komunikasi verbal dan non-verbal
·  Keengganan untuk berkomunikasi
Karakteristik penerima
·  Kebiasaan mendengarkan
·  Persepsi atau prekonsepsi penerima
Hubungan antara pengirim dan penerima
·  Perbedaan bahasa
·  Perbedaan status dan kekuasaan
·  Perbedaan persepsi
Faktor lingkungan
·  Gangguan
·  Informasi yang berlebihan

Menurut Gibson dalam Nawawi 2009 untuk menciptakan komunikasi yang efektif perlu dilakukan tindakan-tindakan berikut:
1.      Mengadakan tindakan langsung
2.      Mengatur arus informasi
3.      Memanfaatkan umpan balik
4.      Penghayatan
5.      Pengulangan
6.      Mendorong dalam upaya saling mempercayai
7.      Penetapan waktu secara efektif
8.      Menyederhanakan bahasa
9.      Mendengarkan secara efektif
10.  Memanfaatkan selentingan


Faktor Lain Yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Dalam Organisasi

Beberapa fakor akan mempengaruhi efektivitas komunikasi dalam organisasi yaitu:saluran organisasi, struktur wewenang organisasi, spesialisasi kerja, dan kepemilikan informasi.
2.5.1    Saluran formal
Saluran komunikasi formal diturunkan dari struktur organisasi formal. Saluran tersebut memiliki sisi fositif dan negative. Seseorang bawahan akan cendenrung melaporkan situasi kepada atasannya langsung.  Kemudian atasan tersebut akan melaporkan ke manajemen yang lebih tinggi.  Saluran komunikasi ini membuat komunikasi tidak fleksibel karena seorang karyawan cenderung hanya berkomunikasi dengan karyawan lain dari bagian organisasi yang sama.  Namun demikian komunikasi ini juga memiliki sisi positif, karena akan meningkatkan intensitas komunikasi pada bagian yang sama.
Struktur wewenang
Perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi akan menentukan siapa yang dapat berbicara dengan siapa dalam artian tidak bisa semua orang berbicara langsung dengan orang yang memiliki jabatan diatas.  Jika perbedaan status dan wewenang antara dua pihak tersebut cukup besar, komunikasi dalam organisasi tersebut cenderung tidak akan efektif.  Sebagai contoh seorang direktur utama suatu perusahaan akan sulit berbicara secara leluasa dengan seorang office boy.  Kemungkinan keduanya membicarakan sesuatu yang penting tidak akan terjadi, mungki hanya sapaan basa-basi tidak formal saja yang terjadi.
Spesialisasi kerja
Spesialisasi kerja akan membuat komunikasi menjadi lebih efektif antar anggota organisasi dengan bagian yang sama.  Sebaliknya spesialisasi bagian cenderung akan menghambat komunikasi antar bagian yang berbeda, karena bagian yang berbeda tersebut mempunyai istilah atau kebiasaan yang berbeda satu dengan lainnya.


Kepemilikan informasi
Orang-orang tertentu akan mempunyai informasi tertentu yang membuat dirinya menjadi sukses.  Sebagai contoh seorang salesman barangkali memiliki teknik menjual yang sangat baik, ia kadang tidak ingin menyebarkan informasi penting tersebut ke pihak lain.
Komunikasi Dalam Organisasi
Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara manajer satu dengan manajer yang lain, antara manajer dengan karyawan, atau antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan dapat dilakukan secara vertical maupun horizontal.  Berikut adalah penjelasan rincinya:
a.       Komunikasi vertical (ke atas, ke bawah, dan gabungan)
Mamduh M, Hanafi menjelaskan bahwa komunikasi vertikal merupakan bagian penting dalam suatu organisasi dan hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa komunikasi antara atasan-bawahan ataupun sebaliknya mencakup 2/3 dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi. 
Komunikasi ke atas terjadi apabila bawahan memberikan informasi/pesan kepada atasannya seperti menyerahkan laporan hasil kerjanya kepada seorang manajer, dan komunikasi ke bawah terjadi apabila atasan yang memberi informasi/pesan kepada bawahannya misalnya seorang manajer yang memberitahukan target penjualan bulanan.  Tetapi komunikasi yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan atau organisasi adalah komunikasi dua arah atau komunikasi gabungan antara ke atas dan ke bawah.
b.      Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal terjadi apabila komunikasi antara anggota organisasi/karyawan yang memiliki tingkatan atau jabatan yang sama. Komunikasi seperti ini berfungsi meningkatkan koordinasi antar unit yang berhubungan.  Misalnya seorang manajer produksi berkomunikasi dengan manajer pemasaran tentang perkembangan produk yang sedang disukai oleh masyarakat.  Mereka saling bertukar informasi untuk tujuan yang sama yaitu memejukan perusahaannya.
Bentuk komunikasi horizontal yang lain juga dapat dilakukan secara lateral, yaitu komunikasi yang terjadi dengan mengikuti pola aliran kerja dalam organisasinya.  Misalnya dalam perusahaan manufaktur, bagian pemasaran memberitahu bagian produksi tentang produk yang sedang digemari masyarakat, kemudian bagian produksi berkomunikasi dengan bagian gudang tentang persediaan produk.  Komunikasi seperti ini akan mempunyai manfaat meningkatkan koordinasi antar bagian, dan meningkatkan akurasi informasi karena informasi yang relevan didapat dari bagian/orang yang mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing.


Jaringan Informasi Dalam Organisasi

Jaringan informasi mencerminkan pola-pola dimana angota organisasi berkomunikasi satu sama lainnya.
Pola jaringan komunikasi
Dinamika kelompok menghasilkan jaringan informasi yang beragam. Jaringan-jaringan praktis merupakan jaringan informal, dan seorang manajer tidak mempunyai kendali penuh atas jaringan tersebut.  Suatu riset yang dilakukan oleh Mamduh M. Hanafi dengan menggunakan lima orang menguji beberapa pola jaringan komunikasi yaitu: pola lingkaran/roda, rantai, bintang, pola Y, semua saluran.  Berikut gambar dari pola tersebut berturut-turut:
 
 
Urutan pola dari yang paling sentralisasi ke desentralisasi adalah pola bintang, pola Y, rantai, lingkaran dan semua saluran.  Pada pola bintang, 1 merupakan pusat informasi dan akan cenderung menjadi pemimpin kelompok.  Empat harus melewati 1 apabila ingin berkomunikasi dengan 3.  Bentuk semacam ini merupakan pola komunikasi yang paling tersentralisasi.  Sedangkan bentuk yang paling terdesentralisasi adalah bentuk pola semua saluran karena pola ini tidak jelas siapa yang akan menjadi pemimpin dan struktur yang lebih demokratis.
Pola komunikasi memiliki efektivitas yang berbeda dalam kaitannya dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.  Jika jenis pekerjaan sederhana dan rutin maka pola jaringan sentralisasi akan lebih efektif(pola bintang) supaya pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat, efisien dan aliran informasi akan lebih akurat.  Tetapi kepuasan kerja dalam struktur semacam ini semakin rendah karena tidak semua pihak berpartisipasi secara sama dalam pola komunikasi tersebut.
Jika pekerjaan cukup kompleks dan tidak rutin, pola komunikasi yang desentralisasi akan lebih efektif.  Dalam pola ini interaksi atau komunikasi antar anggota menjadi lebih lancar, dan komunikasi yang lacar akan diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks.

Pola komunikasi anggur (Grapevine)
Grapevine merupakan bentuk komunikasi jaringan informal.  Pola ini muncul dalam organisasi dan dapat ditemukan salam semua tingkatan organisasi serta berkembang menembus batas-batas rangking dalam organisasi, dan segala arah (vertical, horizontal, dan diagonal). 
Dua pola grapevine  yang paling sering muncul adalah pola gossip dan pola mengumpul (cluster).
Grapevine atau pola jaringan informal tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh manajer tetapi jaringan tersebut tidak harus dihilangkan.  Manajer dapat memanfaatkan jaringan tersebut untuk kepentingan organisasi dengan cara memegang orang kunci yang suka menyebarkan informasi.  Orang tersebut kemudian memberikan informasi yang ingin disebarkan, sehingga informasi kemudian akan tersebar sesuai dengan keinginan manajer.

Habatan Komunikasi
Jika Anda ingin langgeng dalam pekerjaan, penting bagi anda untuk menjadi komunikator yang baik di kantor.  Tetapi menurut Harmon (,,,,,,,209) dalam berkomunikasi yang efektif, ada beberapa hal yang menjadi hambatan yaitu:
1.      Perbedaan Persepsi
Antara pengirim dan penerima informasi mungkin akan menimbulkan perbedaan persepsi.  Masing-masing orang memiliki persepsinya sendiri ketika ia menerima informasi dari pihak lain, kemudian ia akan memberikan unpan balik pada pengirim informasi.  Kunci komunikasi yang efektif adalah keterbukaan akan umpan balik yang disampaikan oleh karyawan.
2.      Perbedaan dalam sematik
Sematik adalah ilmu tentang efek tingkah laku manusia. Sebagai contoh: “tahun depan perusahaan mungkin sudah go internasional”. Kata mungkin ditafsirkan berbeda oleh pengirim dan penerima informasi.  Suatu informasi mungkin akan diterima dengan cara yang berbeda disbanding dengan maksudnya.
3.      Perbedaan status
Status atau tingkatan individu di dalam suatu organisasi mempengaruhi mutu komunikasi.  Perbedaan ini menyebabkan hambatan dalam berkomunikasi karena karyawan cenderung hanya akan berkomunikasi dengan karyawan yang memiliki level atau jabatan yang sama.
4.      Perbedaan kecenderungan mental
Kecenderungan mental seseorang merupakan suatu penghalang dalam berkomunikasi secara langsung. Penyimpangan ditemukan ketika seseorang yang bekerja berusaha mempersepsikan agar lawan bicaranya meniru-niru sesuatu atau bertindak sesuati seperti orang lain.  Hambatan lainnya adalah berkembangnya sifat tidak mau disalahkan atau sifat membela diri masing-masing dan merasa diri yang paling penting, pendengaran lemah, dan lebih percaya pada desas-desus (grapevine) yang negative.
5.      Perbedaan iklim organisasi
Beberapa organisasi memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk memberikan masukan/pendapat secara terbuka dalam mengambil keputusan. Organisasi ini menciptakan iklim yang saling terbuka, saling hormat dan saling mempercayai satu sama lain.  Hambatan yang muncul adalah tingkat hirarki yang terlalu tinggi  sehingga menyebabkan penyampaian informasi menjadi lebih lambat, wewenang manajerial dan spesialisasi pekerjaan terlalu sempit.  Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan, perusahaan harus mempertimbangkan iklim organisasi yang ada dalam organisasinya.
6.      Jargon bisnis
Jargon adalah penggunaan istilah-istilah untuk suatu aktivitas/kegiatan tertentu dalam kegiatan bisnis.  Kadang penerima pesan tidak dapat memahami maksud dari pesan tersebut.  Untuk mengatasi ini perlu disampaikan atau disosialisasikan setiap informasi yang ada yang terjadi di perusahaan.
7.      Lemah dalam membaca
Dalam sebuah perusahaan mungkin terjadi ada beberapa karyawannya yang memiliki kelemahan dalam memehami dan membaca program aktivitas organisasi sehingga mereka tidak cepat dalam merespon informasi yang diberikan.  Untuk mengatasi masalah ini perlu pelatihan tertentu yang dapat dilaksanakan secara internal dan eksternal.

Kesimpulan
Dalam melakukan pekerjaan di suatu perusahaan atau organisasi orang-orang tidak terlepas dari aktivitas berkomunikasi.  Komunikasi adalah proses dimana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai.  Maka dari itu pemahaman tentang komunikasi merupakan hal yang penting.
Model komunikasi yang sederhana yang terjadi harus ada pengirim, pesan dan penerima.  Sedangkan model komunikasi yang lengkap terdiri dari pengirm, encoding, perantara, decoding, dan penerima serta adanya gangguan dan umpan balik. Tujuan dari proses komunikasi yang efektif tersebut adalah orang yang menerima informasi dapat memahami dan mengerti maksud dari apa yang disampaikan oleh pengirim informasi dan tentunya informasi tersebut dilakukan melalui berbagai media yang bisa digunakan seperti laporan langsung, memo, telpon, dll.
Dalam sebuah organisasi umumnya komunikasi yang terjadi ada dua macam yaitu secara vertikal baik ke atas, ke bawah, ataupun gabungan dari keduanya dan secara horizontal termasuk didalamnya secara lateral.  Tetapi dalam melakukan proses komunikasi tersebut didalamnya pasti terdapat hambatan baik dari faktor internal maupun dari eksternal, sehingga orang-orang yang terlibat dalam komunikasi harus memahami hambatan terhadap komunikasi yang efektif supaya mereka bisa menangani hambatan-hambatan yang ada.

Daftar pustaka

Chaniago, Harmon. 2013. Manajemern Kantor  Kontemporer. Bandung: Akbar Limas Perkasa CV

Hanafi, Mamduh M. 2003. Manajemen. Yogyakarta:Akademi Manajemen Perusakaan YKPN

Heckers, John. 2004. dalam jurnal Effective office communication is a key to job survival. http://www.bizjournals.com

Nawawi, Ismail. 2009. Perilaku Administrasi. Surabaya:ITS Press

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta:Erlangga

Rantauld. 2013. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Manajemen Kantor. http://rantauld.wordpress.com